Selasa, 16 Agustus 2016
MY LOVE HERO BAB 11
MY LOVE HERO BAB 11
PHOBIA TEMPAT SEMPIT
SORE
Setelah pulang kerja aku langsung masuk kamar aku sengaja sebelum semua orang ribut tentang makan malam itu. Di kamar aku memikirkan tentang pacar pacar entah pacaran apa ini aku membayangkan memegang kalung yang sedang aku pakai kalung milik ibu ku, besok adalah hari ulang tahun ibu ku , hal ini selalu saja benar-benar membuatku tersiksa umurku masih belum genap 7 tahun waktu itu. Beberapa bulan sebelum aku masuk sd hal yang snggat di impikan semua anak hari pertama bersekolah adalah diantar ibunya sampai masuk kedalam kelas dan berangkat sanggat pagi untuk mendapat tempat duduk yang diinginkan namun yang aku dapat harus berangkat sendiri ke sekoah melihat ibu anak lain mengantarkan anak masing-masing. Dia memilih mengahiri hidupnya hidup yang aku rasa lebih menyenangkan dengan adanya dia, dia memilih meninggalkan kami tanpa tau alasanya. Aku terus mambayangkan kejadian ibuku bunuh diri aku sangat takut untuk membayangkan itu. Rasanya ingin sekali aku d beri satu kesempatan untuk bertemu dengannya dan menanyakan kenapa dia meninggalkan aku dengan bapak dalam ketidak tauan. Pikiranku kembali saat bapak tak terima dengan apa yang terjadi yang dia lakukan hanya terus menangis di kamarnya aku yang masih belum mengerti apa yang sebenarnya terjadi yang aku tau nenek selalu saja bilang ibu pergi ke tempat yang bagus besok vina bakal ketemu dan dia menyuruhku mendoakannya, setelah umurku bertambah dan aku cukup tau kemana ibuku pergi ternyata dia pergi untuk selamanya dengan cara yang tak kumungerti kenapa harus begitu. Saat aku sedang mengingat semua kenangan yang selalu menyayat hatiku setiap memikirkanya kembali tiba-tiba suara ketukan pintu terdengar dari pintu kamarku.
“vin udah siap belom”suara mbak reni dari balik pintu mendengar itu aku langsung menghapus air mataku yang tak kusadari menetes sedari tadi.
“aku ga ikut”aku kemudian menutupi tubuhku dengan selimut sampai ke wajah
“heh ini acara kan buat kamu kenapa kamu ga dateng dasar” mbak eni menuju ke tepat tidurku
“cepetan mandi ah ayolah dek”
“gak”
“please” mbak reni memandangku dengan wajah memohon
“yaya aku mandi”aku berjalan malas menuju kamar mandi
Selesai mandi
Mbak reni masih menungguku di kamardan sekarang aku lihat lemari ku sudah dia keluarkan isinya hanya untuk memilihkan ku baju untuk makan malan ini.
“mbak ngapain sih?”kagetku melihat yag terjadi
“pilihin baju buat kamu lah”
“buat apa aku bisa pake baju apa aja kenapa harus milih sih”
“ini pake ini”mbak reni menunjukkan baju yang dia pilih sebuah dress panjang di bawah lutut berwarna biru dongker.
“apa ini aku pake rok beginian. ga mau ah,punya siapa lagi?”tolak ku
“ini dari penggemar rahasiamu kan, kamu ga pernah pake ini sayang lagi bagus kok”
“ehh penggemar apa pengecut lebih tepatnya,aku ga biasa ah”
“ayolah dia bukanya pacar pertama kamu ya kamu harus dandan cantik lah”desak mbak reni membuatku hampir saja mengatakan bahwa kami berpacaran hanya untuk menghindari ricki tidak di jodohkan oleh kakeknya.
Karena mbak reni terus saja mendesakku menggunakan dress ini padahalaku sudah memilih baju lain tetapi dia tetap menolaknya aku terpaksa mau menggunakan dress pilihanya untuk mempercepat perdebatan ini karena pusing sekali mendengar mabk reni mengomel terus menerus. Setelah semua siap kami beangkat mbak reni, mas andre, sinta mas iran dan anton dalam satu mobil sedangkan aku dan rima dalam mobil yang terpisah, malam ini rima ikut karena dia sedang libur.
“kamu seriusan pacaran sama directur itu, katanya kamu ga suka sifat orangnya”tanya rima padaku
“entah lah”jawabku bingung
“bukanya kalian baru kenal aja ya dari itu kan kamu jemput dia di bandara”selidik rima kembali dan aku hanya menganguk, “ini bukan kamu banget deh vin jujur deh”lanjut rima dia memang sanggat tau aku mungkin karena selama empat tahun di jakarta ini kami selalu bersama curhat apapun itu.
“ah kayaknya aku ga bisa nih kalo rahasian ini dari kamu rim”aku pasrah tak bisa menjaga mulutku
“rahasia?? ada apa sih selama aku pergi ga kejadian apa-apa kan?”
“gini.. ricki kakeknya pernah bilang sama dia kalo dia bakalan di jodohin sama kakeknya tentang bisnis gitu dan cara buat ga di jodohin ya pura-pura punya pacar untuk saat ini”jelasku kepada rima
“hey heyy ini buka vina banget orang yang ga suka hal hal ga penting gini, kamu tau kan konsekuensinya sekarang kamu pura-pura pacaran besok bisa pura-pura tunangan dan apapun itu sampai pura-pura nikah kamu tau kan apa akibatnya kalo keluarga pak Agung tau kamu kok sembrono gini bikin keputusan,aku sampe liat berita gosip kalian lo”ceramah rima
“aku tau tapi kenapa ya aku ga nolak begitu saja”
“kamu suka ricki ya”
“engga buakan gitu tapi kemaren waktu di malang dia ga bilang apapun waktu berangkat tapi pas turun mobil dia gandeng tangan ku gitu aja mana aku tau kalo sampe dalemnya dia kenalin ke orang-orang kalo aku pacar dia, tau ah pusing aku, udah ah kamu nyalahin aku aja”
“bukan gitu” rima sedikit merasa bersalah membuatku kebingungan dengan masalhku sendiri kami meneruskan perjalanan ke tempat makan malam kami.
Karena obrolan tadi aku sedikit memperlambat jalan mobil yang ku kendarai dan aku tertinggal dengan yang lain, jalanan lumayan macet dan bisa di mungkinkan kami terlambat sampai tempat yang di tetapkan.
TEMPAT MAKAN MALAM
semua orang menunggu aku dan rima datang.
“merek dimana sih kok belum sampe”ucap anton dan yang lain hanya dia sembari mennggu di meja yang telah berjajar makanan yang enak.
“apa vina ga mau dateng ke sini ya, giman anih”gumam reni
tak lama kemudian vina dan rima datang. Vina menggunakan dress berwara hijau toska yang sangat indah dan riasan yang cantik sampai semua memandangnya tak henti.
“maaf ya aku telat tadi macet sih”ucapku memecahkan pandangan mereka kepadaku
“mbak aku ga salah liatkan, kamu cantik banget”anton memujiku
“biasanya semrawut banget ini muka sekarang duhh kalo gini aku bangga ngakuin kamu jadi kakak aku mbak”sambung anton
“ohhjadi selama nin kamu ga bangga”jitak ku ke kepala anton semua tertawa. Yang lain juga memandangku dan memberi pujian hanya satu yang tidak. RICKI. Dia hanya memandang bisa saja. Entah kenapa sepertinya aku ini mendapat kata kamu cantik vina dari bibir ricki yang sering memberi senyuman manis itu
“karena vina udah dateng ayuk mulai”ucap ricki.
Kami semua makan dan berbincang-bincang. Tak terasa sudah mulai malam sinta meminta pulang karena mengantuk dan kami juga harus pulang karena besok harus bekerja. Semua berjalan keluar restourant aku berjalan agak belakang ternyata ricki masih di belakangku. Saat sedang berjalan ricki tiba-tiba memegang tangan ku dan membisikkan kata' kamu cantik' hanya dua kata itu yang aku tunggu keluar dari bibirnya sedari tadi. Jangtungku rasanya seperti berhenti berdetak dan telingaku tak mendengar apa yang orang lain katakan, rasanya seperti patung berdiri di tempat yang sama.
“ayo vin pulang”ucap rima kepadaku tapi aku seperti tidak mendengar dan menggelengkan kepalaku
“kamu kenapa sih”
“biar vina pulang sama aku rima, kamu duluan aja”ucap ricki yang melihat aku tak menjawab pertanyaan rima.
Saat melihat rima pergi aku baru tersadar bahwa aku d tinggalkan.
“lo kok rima ninggain aku sih”kemudian aku berlari menyusul mobil yang di naiki rima.
“kamu apa belum ada cowok yang bilang kamu cantik ya, balu di bilang gitu udahdiem kaya patung ga bis bergerak”ledek ricki kepada ku
“heh ga sembarangan ya siapa yang baru pertama ini di bilang cantik sma cowok udah biasa kali.. hihh”ucapku kesal
“ihh kalo gini gimana dong”gumamku lirih
“ayoo”di seretnya tanggan ku oleh ricki dan kami masuk ke mobilnya
“aku bisa pulang sendiri pake taxi” aku jengkel dengan ucapannya tadi dan akan membuka pintu mobil tetapi aku kalah cepat dengna ricki yang menguncinya terlebih dahulu
“ayo aku anter pulang,aku cuma bercanda tadi ga usah di pikirin”
“ah apaan bercanda ga lucu”ucapku dengan muka cemberut dan ricki hanya tersenyum melihat tingkah ku.
Kami pulang aku masih dengan muka cemberut kesal dan juga malu. Tak lama kami sampai di rumah. Aku keluar dari mobil ricki dan mengucapkan terima kasih. Tak langsung pulang ricki keluar dari mobil dan mendekat ke arah ku. Dia mengeluarkan sesuatu dari kantong sakunya. Itu adalah kalung milik ibuku yang aku cari tadi siang.
*
Flash back
karena aku mengatakan kepada ricki kalu kalungku hilang saat pergi bersama menggunakan mobilnya ricki mencari ke semua mobil yang dia punya dan menyuruh semua pembantu di rumahnya untuk mencari dan kalung itu ada terselih di jog salah satu mobilnya.
*
“kamu nemuin ini dimana?”ucapku senang melihat kalung ibu ku kembali
“aku ga sengaja liat di mobilku”ucap ricki sombong
“makasih ya”ucapku dan ingin mengambil kalung itu dan ricki meninggikanya hingga aku tak bisa menjangkaunya
“ada syarat buat kamu dapetin kalung ini lagi”
“syarat apa itu kalungku, kalung ibu ku itu barang yang penting banget buat aku please siniin”ucapku kesal
mendengar kata-kata ku ricki raut wajahnya langsung berubah entah apa yang terjadi pada dia langsung saja memberikan kalung itu dan beranjak pergi tan melihat ke arahku lagi.
Rumah Ricki
“aaahhhh....”teriak ricki di kamarnya. Ricki membuang semua yang ada di meja kerjanya memecahkan van bung yang setiap hari bunga selalu segar di ganti oleh ibunya. Semua berantakan dan ricki meninju tanganya ke tembok hingga berdarah. Tak ada orang di rumah semua sedang ada urusan hanya ada para pembantunya. Melihat kejadian ini salah satu pembantu menolfon reni memintanya datang karena ricki sedang mengamuk. Tak lama renipun datang dan masuk ke kamar ricki.
“kamu kenapa?”tanya reni memastikan apa yang terjadi kepada adik sepupunya itu.
“kamu mau nyiksa diri kamu sendiri, katanya kamu mau lindungin vina apa ini, selama ini kamu ga berani muncul di depan vina dan sekarang kamu berani muncul dan kamu bisa lindungin dia dari deket kamu mau menyerah”sambung reni. Ricki hanya terdiam dia menetskan air matanya tangan kanannya berdarah. Reni keluar mengambil perban dan obat untuk luka ricki. “ini bukan salah kamu, inget itu” reni sambil memperban tangan ricki. Ricki meminta ingin istirahat sendiri kepada reni dan dia meninggalkanya sediri.
*
Keesokan harinya
Aku rasanya senang hari ini akan pergi ke kantor kalungku sudah kembali dan kata-kata yang membuat ku semangat 'kamu cantik'. Aku berangkat dengan senang sekali. Setelah aku memarkirkan mobil berjlan menuju kantor aku melihat ricki tentu saja aku langsung menghampirinya.
“ricki”ucapku memanggil ricki
“makasih ya udah nemuin kalung ku, kemarin ga sempet bilang terima kasih kamu udah pergi duluan”ucap terimakasih ke dan ricki hanya membalas dengan senyum tipis. Aku melihat tangganya di perbang sotak aku menghawatiran apa yang terjadi padanya.
“tangan kamu kenapa? apa ini sakit? Kok bisa sih?” tanya ku hawatir dan memegang tangan ricki yang di perban
“ga papa luka dikit kemarin jatuh”jawab ricki enteng dan kami meneruskan perjlanan.
Saat melihat ricki akan masuk ke tangga darurat aku menarik tangannya.
“kenapa?”tanya ricki heran
“ayo naik lift”jawab ku dan membawanya ke depan pintu lift
“ga aku ga mau”tolak ricki
“ayo lah please sekali aja, sama aku kok. Cemen banget naik lift ga mau” kataku yang mungkin menurut ricki seperti tantangan.
“yaudah ayok”jawabnya sedikit ragu
kami masuk lift yang kebetulan hanya kami berdua saja aku menekan tombol lima. Semula lift biasa saja tapi expresi ricki yang tegang sekali. Tiba-tiba lift bergoncang, ricki langsung memegang tanganku dia ketakutan. Aku menekan tombol darurat dan tak ada jawaban sepertinya lift rusak.
*
flash back
ricki sangat takut dengan ruangan sempit karena saat kematian ibu vina dia bersembunyi di dalam sebuah kotak dari kayu yang ada di semak-semak dekat dengan jembatan dia sangat ketakutan.dan sampai sekarang dia takut tempat sempit kotak
*
Ricki tidak kuat keringatnya semakin banyak dia berkata kepadaku kalau dia takut.
“ada aku tenang ya”ucapku menenangkan ricki.
Karena bantun sangat lama ricki sudah tidak kuat lagi dan oksigen di sini semakin menipis aku merasa mulai pusing juga. Tapi sekarang ricki sudah pingsan di pangkuan ku. Karena aku takut aku menggedor-gedor pintu lift dan tak lama terdengar petugas yang memperbaiki meminta ku tenang karena dia hampir bisa menyelamatkan kami. Lalu aku di angkat terlebih dahulu dan ricki yang pingsan kemudian. Aku langsung di berikan oksigen dan ricki di larikan ke rumah sakit. Sesampainya di rumah sakit aku menunggu ricki di luar UGD keluarga ricki belum juga datang dokter juga belum keluar sehingga aku bisa memasikan seperti apa keadaan ricki. Tak lama keluarga ricki datang.
“kamu apa yang terjadi sama anak saya?”tanya ibu ricki kepadaku yang lebih tepatnya bentakan.
“kamu tau ga ricki phobia sama tempat sempit pasti kamu kan yang nyuruh dia masuk lift”sambung ibu ricki dan aku hanya bisa terdiam karena apa yang dikatakan oleh ibunya adalah benar.
Belum sempat ibu ricki meneruskan semua kecemasan yang dia rasakan, dokter yang menanggani ricki keluar. Dokter itu tak asing iya memang tidak dia adalah dokter yang aku tabrak waktu itu.
“nak apa yang terjadi sama adik kamu, dia ga papakan?dia sehat kan?”tanya ibu ricki kepada dokter itu, nak? Adik? Ada apa ini
Langganan:
Postingan (Atom)