Senin, 25 Juli 2016

MY LOVE HERO BAB 6


MY LOVE HERO

MALANG

“heeehhh” Ricki mendengkus dan masuk ke rumah
aku kembali menelan ludah,dan berangkat lari pagi melupakan perkataan ricki.
***
siang
aku sampai di rumah pulang siang hampir jam12 karena di car free day bertemu banyak teman kulihku jadi ngerumpi dan itu pasti lama kami sempat mampir di sebuah cafe juga. Sesampainya di rumah aku langsung mandi dan menonton tv di ruang keluarga aku melihat anton sudah duduk terlebih dulu disana
“ga jalan ton”
“engga”
“kenapa,?pada sadar semua itu cewek kamu bodoin”anton hanya melihat ku dengan muka kurang bersemangat
“kenapa sih” sambungku
“lagi males kemarin aku email cewek yang aku suka itu liburan musim panas dia ga bakal pulang ke Indonesia”
“emang dia di luar negri?”anton menjawab dengan anggukan malas
”keren bener demenan aja ada yang di luar negri hebattt” sambungku ku dan terkagum dengan meledek anton
“aku serius males ah lagi bad mood, apalagi liat mukamu mbak” Anton pergi ke kamar meninggalkanku

***
Malam

aku berdandan rapi membawa sebuah parsel buah
“mau kemana?”tanya mbak reni
“ada ibu temenku yang sakit aku mau jenguk,mungkin aku pulang agak malem mbak”
“iya hati-hati ya”
“siap aku berngkat dulu ya pinjem mobill”aku berjalan menuju garasi

***

Rumah sakit

aku memarkirkan mobil setelah keluar dari mobil dan mengambil parsel di bangku belakang aku melihat ricki masuk kedalam mobilnya dan pergi meninggalkan rumah sakit aku terheran kenapa dia disini aku mencoba mengejarnya sebelum melewati gerbang rumah sakit ternyata terlambat, ada apa kenapa ricki di rumah sakit ini siapa yang sakit kalau saja keluarganya pasti lah aku tau kalau menjenguk rima mana mungkin dia kesini sendirian dan bukanya kemarin kami baru saja datang kemari. Karena serius memikirkan Ricki aku berjalan dengan tidak konsentrasi dan menabrak seorang dokter laki-laki dokumen yang dia bawa berhamburan
“maaf-maaf saya tidak sengaja”ucapku sambil memunguti kertas yang berserakan di lantai
“ga papa ga maslah”dokter itu membantu ku mengambil kertas di lantai
“maaf banget ini saya yang salah maaf saya ga konsentrasi”aku dengan memukul kepala ku dengan tangan sembari minta maaf
“iya”dia tersenyum manis sekila mirip dengan senyuman seseorang.....(ricki)
aku melanjutkan perjalananku kamar ibu nina. Aku mengucapkan salam lalu masuk kedalam kamar terlihat nina sedikit kaget dengan kedatanganku
“hay nin”sapa ku sembari menyalaminya
“mbak vina kamu”
“iya aku tau ibu kamu disini beberapa hari lalu aku kesini jenguk rima temenku dari malang dia kebetulan melanjutkan koassnya disini dan ga sengaja melihat kamu dan aku lihat kamu masuk ke kamar ini, maaf ya waktu itu belum bisa mampir soalnya aku buru-buru dan kesini sama anak rumah semua”
“iya ga papa mbak makasih ya”
“iya”
“bu saya vina teman nina kerja di cafe dulu, maaf saya cuma bisa bawa ini”aku menyapa ibu vina yang terbaring di tempat tidur.
“ga papa nak kamu jenguk saya juga udah seneng kok” ibu nina tersenyum.

Kami bercakap-cakap hingga cukup lama tak terasa jam sudah menunjukkan setengah 10 malam. Dalam pembicaraan aku sebenernya ingin menanyakan tentang mas irwan yang kemarin datang menjenguk ibu nina tapi aku tak sampai hati menanyakanya jika benar nina adalah perempuan yang mas irwan ceritain ke aku dulu. Aku segera berpamitan karena sudah malam ibu nina harus beristirahat.
Aku pulang
Saat perjalanan pulang aku berhenti tepat depan sendiri di sebuah lampu merah dekat dengan rumah sakit,aku melihat seorang dokter menyebrang di zebra cos sepertinya itu dokter ganteng yang aku temui tadi di lobi rumah sakit aku melihatnya menyebrang hingga tak memperhatikan bahwa lampumerah telah berubah menjadi hijau alhasil suara tlakson berseru riang dari belakang mobilku dan aku segera melesatkan mobil sebelum orang-orang menjadi lebih marah pada pengendara mobil yang terkesima dengan dokter ini. Hemmm... sampai rumah sudah sangat sepi mungkin sudah tidur karena besok harus kembali bekerja. Sampai kamar aku mandi dan seger tidur.

***

Keesokan harinya.

Aku berangkat dengan taksi Ricki sudah kembali ke rumahnya jadilah aku berangkat ke kantor sendiri. Sampai di kantor aku duduk di mejaku melihat ke ruangan Ricki ternyata dia sudah berangkat lebih pagi dari ku. Aku masuk ruanganya bermaksud memberikn jadwal dia hari ini dan menanyakan kasus pak budiman itu. Setelah aku membacakan jadwal rapatnya.
“ada anggota tim pak budiman yang masih di perusahaan ini hurus aku konfirmasi kedia ?”tanyaku dia hanya dia lalu menanyakan jadwal rapat sekarang dimana dengan siapa lalu dia pergi. Beberapa hari ini Ricki sama sekali tidak menanyakan persoalan pak budiman, setiap pagi dia hanya menanyaiku jadwal rapatnya dan menyuruhku tetap tinggal di meja ku dan tidak mengikuti rapat itu membuat ku bingung dia yang selalu saja usil dan memberiku banyak tugas sekarang cenderung diam.

***

Hari ini hari sebelum kami berangkat ke malang kunjungan ke cabang yang ada di malang. Aku menyiapkan apa yang harus aku bawa untuk besok. Saat aku menyiapkan semua barang keperluanku mbak reni masuk ke kamar ku dengan senyum merekah di wajahnya
“tebak deh aku mau kemana?”
“kemana”mbak reni menunjukkan beberapa tiket pesawat dan dia berikan kepadaku. Aku melihat tiket itu.
“malang?,ini beneran mbak?”
“benerlah tapi aku berangkat besok sore mbas andre haru kerja irwan juga”
“emang semua ikut mbak?”
“iya kecuali rima yang di karantina hahaha” kemudian kami tertawa “ku udah bilang ke Ricki kalian di hotel beberapa jam aja nanti urusan kalian selesai di kota langsung ke villa keluarga aja di batu”
“bagus deh kalo gitu,itu deket rumahku juga mbak siapa tau bisa mampir”
“boleh deh besok”
“oke” kemudian mbak reni keluar dari kamar ku

***

Keesokan Harinya
Kami berangkat dari bandara soekarno-hatta keberangkatan ke dua menuju malang. Kami singgah di sebuah hotel sebelum akhirnya melanjutkan kunjungan ke perusahaan cabang dan melakukan meeting perencanaan perusahaan dan lainnya hingga sore kami kembali ke hotel tempat kami singgah.
“kamu mau ke villa bareng yang lain?” tanya Ricki kepada yang membuatku merasa ricki sepertinya sudah kembali
“emm terserah kalo kamu kesana aku ikut” aku menjawab dengan menunduk tak berani menatap wajahnya
“ya sudah kemasi barang kita check out sekarang”perintah ricki.
Kami keluar dari hotel dan menuju villa milik keluarga ricki di batu. Ternyata villa ini memang melewati tempat tinggalku mungkin 15 menit perjalanan dengan mobil. Sampai di villa ternyata mbak reni, mas andre, sinta, anton dan mas irwan sudah di sana mereka baru saja sampai. Aku melihat mbak reni berbicara dengan bapak-bapak yng ternyata adalah penjaga villa keluarga ini. Aku dan ricki keluar dari taxi yang kami tumpangi sopir taksi mengelarkan barang kami dan ricki membayar bill nya. Aku ingin membawakan tas milik ricki tapi dia melarangku.
“kamu sekertarisku bukan pembantu”lalu membawa tasnya masuk ke dalam villa
kami memasukkan barang kami kekamarmasing-masing, di villa ini ada lima kamar dengan kamar mandi didalamnya, sebuah dapur bersih,ruang keluarga yang hanggat di cuaca dingin batu, ruang tamu, kolam renang dan balkon cantik dengan pemandangan yang sangat indah khas pegunungan di batu.
Malam setelas mandi aku keluar ke balkon untuk melihat langit cerah malam ini dan benar langit cerah dan banyak bintang saat aku menoleh ke arah bangku panjang di pojok balkon ternyata mas irwan duduk disana. Lalu aku datang menghampiri mas irwan.
“mas irwan, lagi ngapain di sini sendirian?”sapaku kepada mas irwan
“eh vina kirain siapa?”mas irwan sedikit kaget
“kenapa?dikira siapa, kan disini yang punya suara secantik orangnya cuma aku hahaha”dan kami tertawa kemudian terhening seketika ngin sekali aku menanyakan soal pertemuannya dengan nina di rumah sakit ,yang aku lihat sekarang mas irwan sepertinya sedang banyak pikiran tapi rasa keingin tahuan ku sepertinya mengalahkan keingin tahuanku
“mas”panggilku memecah keheningan
“iya vin kenapa?”
“aku boleh tanya sesuatu?”


My love hero Bab 7

Tidak ada komentar:

Posting Komentar